Sekilas tentang Puser Jagad Kahuripan
Puser Jagad dimaksud adalah sebuah titik tanda tentang pusatnya kesemestaan dalam
ujud Daya Cipta, Karsa dan Rasa Manusia yang telah menyatu dengan Tuhan Pencipta
Alam sebagai penyeimbang kehidupan.
PUSER JAGAD KAHURIPAN
Puser jagad adalah sebuah dimensi tentang pusat kesemestaan dalam arti sesungguhnya. Secara geografis pusat kesemestaan dapat dimaknai pada gumelaring jagad atau tergelarnya alam semesta jagad raya ini pada sebuah titik simpul, dimana sebuah Titik yang berada pada Segitiga Bersilangan dalam menciptakan sebuah Keseimbangan.
Namun pada dimensi lain dapat dimaknai bahwa keberadaan pusat kesemestaan tersebut intinya adalah sebuah pusat pranata kehidupan duniawi yang memposisikan keberadaan pada diri manusia masing – masing sebagai titik pusat itu sendiri.
Maknanya adalah titik jatidiri itulah manusia, yang mampu mengolah segenap kesadaran yang keberadaanya tidak terlepas dari bagian alam semesta.
Jika kebanyakkan orang jawa memaknai dengan konsep jagad cilik dan jagad gedhe yang merupakan bagian dari tatanan kehidupan alam semesta.
Artinya manusialah sebagai pusat dari segala kehidupan yang berada di alam raya yaitu sebagai pusat dari segenap kemuliaan, segenap cipta, karsa dan rasa dengan segenap peradapannya dalam menciptakan keseimbangan.
Banyak kalangan terutama para spiritual dari dulu hingga kini, meyakini bahkan mengklaim pada teori negerinya masing – masing sebagai pusat kesemestaan atau pusering jagad.
Teori – teori seperti ini boleh – boleh saja artinya sangat rasional dengan dukungan berbagai argument, bahkan seperti halnya keberadaan Segitiga Bermuda / Trianggle yang dipercayai sebagai pusatnya jagad raya yang banyak menyimpan misteri dan teka – teki, bahkan penduduk duniapun meyakini sebagai poros dan pusatnya jagad.
Namun disini pemaknaan Puser jagad Kahuripan adalah sebuah simbol nama yang dipergunakan oleh sebuah padepokan yang berdomisili di tlatah atau pedusunan Kahuripan, yang posisinya juga dipercayai berada pada titik persilangan segitiga antara Puncak gunung Merapi – Pantai selatan Parang kusumo dan Puncak gunung Lawu yang keberadaannya tidak dapat terlepas antara satu dengan yang lain dan saling menjaga keseimbangan.
Artinya keberadaan Padepokan puser jagad Kahuripan disini merupakan salah satu Titik Penyeimbang Kahanan atau keadaan dalam mengisi tatanan pranata kehidupan di jagad raya ini, dengan membangun kesadaran dan rasa syukur akan keberadaan Manusia sebagai makluk Ciptaan Tuhan YME yang dibekali dengan daya Cipta, Karsa dan Rasa yang begitu luhur dan mulia.
Keberadaan padepokan Puser Jagad Kahuripan tidak serta merta begitu saja muncul tanpa adanya sebuah latar belakang, nama tersebut tentu telah di ilhami berbagai petunjuk / tengoro, penemu dan memiliki riwayat sejarah yang sangat panjang dalam mengungkap berbagai masalah kehidupan dan kahanan jagad dengan ilmu Titen (ingatan kejadian masa lalu) dalam menciptakan keselarasan dan keseimbangan alam.
Padepokan Puser Jagad Kahuripan berkecimpung dalam kegiatan Sosial, Lingkungan hidup, Pendidikan, Seni budaya dan Spirit.
Dimana aktivitasnya tidak terkekang dan hanya bersifat dokmatis, disini yang lebih diutamakan adalah berbuat dan berbuat kebaikan demi kemanusian dan kecerdasan serta mampu memberikan penemu yang solutif.
Pandangannya dalam mensikapi kahanan akan alam jagad raya berusaha bijak, cerdas dan tajam sesuai perkembangan jaman
Bertindak prakmatis, realistis, efektif efisien dan mudah dicerna dengan menghargai pendapat sesama dalam kelangsungan dan keseimbangan hidup di jagad raya ini,
Yang dimaksud Puser jagad Kahuripan disini Ya Jagad Kahuripan yo JAGADKU.
Sekar Jagad
Adalah sebuah Condro atau ramalan tentang kahanan atau keadaan yang telah, sedang dan akan terjadi dengan berbagai fenomena yang ditandai adanya beberapa tengoro atau tanda-tanda yang mampu di tangkap oleh ketajaman mata hati Kyai Korip Puser Jagad .
Sekar Jagad sengaja menampilkan di blog ini sebelum sesuatu akan terjadi dengan tidak mendahului Kekuasaan Tuhan Yang Maha Agung, silahkan lihat tanggal tayangan. Dan ini merupakan suatu petunjuk dari Nya untuk alam CiptaanNya.
~spiritual~
WAHYU TOH JALI JATUH DI TLATAH PAJANG
Tidak lama lagi, Pesta Demokrasi akan segera digelar di Negeri yang kita cintai ini. Sebuah gawe Akbar akan melibatkan seluruh komponen bangsa, mengujo dan menguji para calon pemimpin bangsa untuk menjadi pembaharu Ibu Pertiwi.
Masih adakah Patriotisme? dan Masih adakah Perubahan bangsa?
Negeri yang sedang dalam carut marut, syarat korupsi meraja lela dan kejahatan yang tak kunjung padam, Akankah bangkit dan berubah menjadi bangsa yang besar dan beradap diantara bangsa-bangsa lain yang mampu mempengaruhi dan memimpin dunia di masa akan datang.
Melalui kesadaran, nasib bangsa ini akan ditentukan oleh rakyatnya sendiri di dalam perhelatan besar yang hanya tinggal menunggu hitungan hari.
Suatu peristiwa serius yang akan disaksikan oleh seluruh rakyat Nusantara dan tanah Pertiwi, untuk menentukan nasib masa depan bangsa yang biasa orang Marcopodo sebut Pesta Demokrasi.
Menarik untuk disimak….layaknya sebuah hajatan dengan bahasa kerennya Pesta, berbagai persiapan mulai dari Ubo rampe, Tarubanpun sudah direncanakan dengan matang dan mulai dipersiapkan oleh pihak Panitia.
Woro-woro atau yang biasa dikenal dengan sosialisasi sudah mulai disampaikan bahkan diketahui hingga ujung Negeri ini, dengan tabuh Bende atau Gong, bahkan tidak tanggung-tanggung undangan akan disebar kepada seluruh rakyat hingga kepelosok penjuru Nusantara ini tanpa membedakan status sosial maupun status ekonomi.
Yang tidak kalah menariknya, para “calon pemimpin” yang dalam hal ini sebagai mempelai telah jauh – jauh hari sibuk kebingungan mencari pasangan siapa yang pantas menjadi pinangannya karena telah didesak waktu masa perhelatan, belum lagi persiapan menghias diri dengan bercermin dan bercermin dalam sebuah kaca Benggala pada nilai kepatutan dan kelayakan dalam perebutan kursi damper kencono.
Namun yang lebih aneh dan kasihan lagi…rakyat Negeri ini, ikut kebingungan dalam menggantungkan harapan dan sibuk mempersiapkan diri dengan harus bangun pagi – pagi dengan diliputi rasa sesal apabila tertinggal untuk hadir dalam penyelenggaraan pesta yang temposnyapun sangat dibatasi, karena kehadiran undangan sangat menentukan hitungan hidangan konsumsi yang telah disediakan panitia.
Dari awal berbagai condro dan komentar terhadap penyelenggaraan pesta telah banyak dilontarkan oleh para begawan-begawan multi ilmu dan para pandito-pandito yang merasa memiliki kelebihan di Negeri ini, namun berbagai condronyapun belumlah begitu tajam dan mampu mengurai dalam memberi arah petunjuk kepada anak Negeri ini “Siapa sebenarnya yg layak dan telah mendapat Wahyu Toh Jali Projo Nuswantoro ?”
Toh artinya tanda dan Jali artinya jagad.
Masih sering terlupakan, ada sesuatu yang lebih penting dalam sebuah Pesta perhelatan yaitu rangkaian sesaji sebagai ubo rampe untuk dipersembahkan kepada Ibu Pertiwi, dalam ujud sebuah Komitmen Pemimpin yang didasari rasa cinta tulus dan tanggung jawab moral secara lahir batin akan kewajiban dalam membangun Nusantara yang tercinta ini.
Apabila Ubo rampe ini benar-benar dipenuhi dengan sebuah konskwensi maka kejayaan, kemakmuran dan keadilan bagi negeri ini dengan mudah akan segera terwujud, namun sebaliknya apabila hal ini hanya sebagai lamis atau ucapan janji-janji belaka, maka pertaruhannya tidaklah ringan yaitu petaka dan penderitaan rakyat dikemudian hari.
Oleh karena itu dibutuhkan sebuah ketajaman mata hati bagi seluruh rakyat Negeri ini dalam menentukan pilihan dengan memohon petunjuk Tuhan Yang Maha Esa.
Di suatu kesempatan tanpa disengaja IM bertemu dengan Ki Topeng Mataram, seorang pengembara yang mengaku dirinya dari padepokan Puser jagad, berhasil diwawancarai.
Berkali-kali IM menanyakan tentang Pilpres mendatang, dirinya hanya tersenyum dan berdiam tak banyak bicara hanya sesekali mengangguk sambil mengisap rokoknya dalam-dalam.
Namun justru ketika IM sedang hangat-hangatnya berbincang tentang perubahan cuaca dan iklim diakhir-akhir ini, Ki Topeng Matarampun menyela sambil berbisik lirih, menyampaikan dalam bahasa jawa dengan nada layaknya orang tua memberi petuah pada anaknya, yang ketika kita dengarkan seksama sebagai berikut ucapannya :
Beng..…ugemen titen lan kang lantip ing roso.
Delengen kanthi permono sak kedeping netro lan sak keliring roso
Panci wus sayekti, menowo kahanan kang ono bakal kabukak kanthi pratelo.
Arepo di nggigi mongso kinoyo ngopo lamun bisoo kalawan hak
Lir e paugeran wus ginaris pestining Gusti Kang Akaryo Jagad.
Ateges Wahyu Toh jali wus ginaris wewengkuning Satrio Taltah Pajang
Yo trah Mojopahit, kanthi Kasirep sepisan Paripurno.
Hamung bisoho rumongso yen ora kepengin nerak sesengker lan rubedo
Pepoyaning atur soang-soang kang sami pinanggih yo Beng……
Yang arti dalam terjemahan kurang lebih :
Nak…peganglah selalu ilmu ingat kejadian masa lalu dan harus tajam dalam rasa
Lihatlah dengan cermat dan tajam hanya satu kedip mata dan yang berada di dalam rasa
Memang sudah waktunya bahwa keadaanlah yang akan membuka dan menjawab
Walaupun di paksakan apapun namun tidak akan dapat merubah yang namanya hak
artinya sudah menjadi kodrat Tuhan Yang Maha Esa
Maksudnya bahwa Wahyu Toh Jali sudah menjadi haknya Ksatria dari Wilayah Pajang
Dan masih merupakan anak keturunan Majapahit dengan hanya satu kali putaran
Tetapi harus bisa merasa dan tidak sombong kalaupun tidak akan ada masalah kedepan.
Akhir dari pembicaraan selamat bertemu kembali ya nak…
Setelah mengutarakan kata-kata itu, seketika Ki Topeng Mataram bergegas meninggalkan IM dan tak berucap lagi, seakan tanpa beban dengan tetap nampak senyum ramahnya.
Apakah ada masalah besar dalam perjalannya nanti, Ki ? desak IM kepada Ki Topeng Mataram.
Beng….sepisan maneh dak aturi…. Kang Titen tumrap kahanan, ojo lali marang sejarah Pajang yo Beng…..kahanan ugo bakal nggronjal sak wising gawe... wus iku dhisik….
Artinya :
Nak…sekali lagi saya sampaikan…harus ingat kejadian masa lalu, jangan lupa tentang sejarah kerajaan Pajang ya nak…keadaan di awal selesai pemilu sedikit ada masalah... udah itu dulu….
Dari apa yang telah disampaikan Ki Topeng Mataram artinya banyak hal dan makna yang terkandung dalam ucapannya, sekalipun rasanya kami juga tak begitu percaya saja apa yang diutarakan untuk dijadikan pegangan, namun apa yang telah diutarakan akan sama-sama kita buktikan akan arti dari ucapannya sebagai sebuah tengoro atau ramalan yang mampu menjawab sebuah keadaan yang sedang dihadapi bangsa ini.
"Kutipan dari IM Media" akhir Juny 2009 ~Kyai Korip~
~spiritual~
SEKAR JAGAD
Manegesing Epek-epek Pusering Jagad
Cinondro ing sasmito kairing wisiking tengoro
Beng........................................
Delengen kanthi permono, sak kedeping netro lan sak keliring roso
Kahanan rasane nglangut tan keno tiniro
Cahyo mego kaulung pedhut hanglingsemi
Mendung katon mentelung
Bebasan Pedhut tan sumulak abang
Petheng ndhedet kasengger gludhuk mangampak ampak
Udan barat kasengger plahoro katone mapakake rino
Bledhek nyamber-nyamber polahe hanyamari
Ing mongso ketigo
Beng.........................................
Sumurupo kang bakal tumapak
Ing gingsir sisih kulo kidul
Bakal ono rubedo aujud bebendu horok
Ora sepisan purno' keporo bakal luwih gedhe
"Tan samar, kasirep dandhang gulo kanggo tegak ing gulo klopo"
Beng.........................................
Kang pono ing pamawas tansah Eling lan waspodo
Ojo cerak-cerak kebo gupak
Ditali nganggo iket paneteping iman
Mugi Gusti Kang Akaryo Jagad tansah paring rahayu sami,
kalis lir ing sambikolo,lumeber dateng tlatah negari.
~~Kyai Dargo~~ condro : 07/06/2009
~spiritual~